Skip to content →

Alida Tobing Sosok Pendamping SAE

Saat menjadi pendeta pemuda di HKBP Medan, Pdt. SAE Nababan kerap memberi nasehat pada para naposo perihal mencari jodoh.

Baginya, pertemuan-pertemuan NHKBP adalah tempat tepat untuk menemukan jodoh yang tepat. Sebab akan mendapatkan orang yang mar-Tuhan, maksudnya orang yang bersungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dalam hidupnya.

Tapi siapa sangka nasehat itu sendiri berbalik padanya.

Alida Lientje Tobing, perempuan yang kini menjadi pendamping hidupnya, adalah satu dari anggota NHKBP Medan yang dibina oleh Pdt. SAE. Alida juga aktif melayani sebagai guru sekolah minggu. Selain itu, ketiga abang Alida, juga dikenal baik oleh SAE.

Saat itu saya memang tidak memberikan perhatian khusus kepadanya, karena pembawaannya yang rendah hati,” kenang SAE.

Alida lalu menempuh sekolah keguruan, kemudian melanjutkan studi ke Amerika Serikat. Ia sempat mampir ke Heidelberg mengunjungi abangnya Anas Tobing, yang merupakan junior Pdt. SAE di kampus. Mereka sempat bertemu.

SAE menuturkan itu adalah momen dimana ia bertemu kembali dengan Alida dan mulai merasakan ketertarikan.

Kami berdua mengunjungi pesta mahasiswa. Saat itu saya sudah tertarik padanya mendengar perjuangan studinya sampai memperoleh Master of Science di Amerika,” demikian diakui SAE dalam buku Selagi Masih Siang.

Apa yang membuat SAE tertarik? Kalau secara rasional, Alida memang memenuhi semua kriteria SAE untuk pasangan hidup. Pria yang pernah menjabat Ephorus HKBP ini menuliskan ada lima syarat yang diaajukannya pada orang tuanya, saat akan mencarikan jodoh.

Kelima syarat itu adalah mar-Tuhan, berpendidikan tinggi, berhati baik dan lembut, pandai memasak dan peduli keluarga, serta yang terakhir: suka bertamu.

Tapi apakah lebih mungkin SAE meramu kelima syarat itu karena ia telah merasakan ketertarikan pada sosok seperti Alida? Yang jelas, perempuan yang satu ini memang terbukti menjadi partner yang sepadan bagi Pdt. SAE.

Baca juga:  SAE Titipkan HKBP pada Pendeta Muda

Mereka menikah pada 8 Januari 1964, lalu segera mengikuti tugas penempatan SAE sebagai sekretaris pemuda EACC di Manila. Alida setia melengkapi peran SAE baik di EACC, di DGI/PGI dan sebagai pimpinan HKBP. Bahkan di era krisis HKBP 1992-1998, ia juga tetap tabah mendukung jalan perjuangan suaminya.

Bagikan

Published in Buku