“Pdt. Nababan selalu siap sedia membawa suara kenabian ke persekutuan global dan dia benar-benar seorang pemimpin yang memiliki visi dan semangat untuk Gereja,” demikian tulis sekretaris jenderal Federasi Lutheran se-Dunia (Lutheran World Federation, LWF), Dr. Martin Junge dalam surat belasungkawa atas nama lembaganya.
Sebagai mana diketahui mantan Vice President LWF, Pdt. Dr. Soritua A.E. Nababan meninggal dunia pada 8 Mei 2021 lalu. LWF telah menyampaikan belasungkawa kepada sinode gereja beliau, Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), untuk kemudian diteruskan pada keluarga.
LWF mengenang Dr. Nababan, terutama terkait “partisipasi dan kontribusinya yang panjang. untuk kehidupan dan karya pelayanan LWF.” Nababan menjabat dua periode sebagai vice president LWF pada 1970-1977, dan kemudian lagi di periode 1984-1990.
Dalam surat kepada HKBP Ephorus Pdt. Dr. Robinson Butarbutar, sekretaris jenderal LWF, Rev. Dr Junge, menyampaikan keyakinan persekutuan Lutheran bahwa “...bahkan ketika dihadapkan dengan kesementaraan hidup, kita akan selalu mengingatkan diri kita sendiri pada janji kebangkitan. ”
Pada tahun 1956, Pdt. Nababan lulus dari Seminari Teologi Jakarta dan pada tahun 1963 dianugerahi gelar doktor dalam bidang teologi dari Universitas Heidelberg.
Dr. Junge mengenang, ketika Nababan menjadi sekretaris jenderal Dewan Gereja-gereja Indonesia (PGI) pada 1970-an, dia berbicara menentang usulan pemerintah Indonesia untuk memberlakukan undang-undang ‘anti-misi’, karena dia percaya bahwa peraturan tersebut akan membawa gereja-gereja Indonesia ke dalam situasi yang sangat sulit.
Junge lebih lanjut mengingat bagaimana Nababan sering berusaha menyuarakan suara kenabian dalam konteks Indonesia. “Ini membantu persekutuan global untuk memahami tidak hanya realitas dan tantangan, tetapi juga karunia yang ditawarkan oleh gereja-gereja Lutheran di Indonesia,” tulisnya.
LWF akan mengingat semua hal di atas, dan juga banyak kontribusi lain yang dibuat oleh Dr. Nababan, dengan rasa terima kasih yang mendalam.